Saterdag 28 September 2013

Gara-gara Tiga Kata






RoseHill
(RiskaNormalita)











Rika  merasa tangan dan kakinya kaku, ia sulut berjalan dan tubuhnya gemetar. Ia tidak mengidap penyakit apa-pun atau sedang sakit sekarang. Gadis yang berusia delapan belas tahun ini baik-baik saja, sambil meremas rok abu-abunya ia menghembuskan nafasnya yang berat.
“Ini akan baik-baik saja”
Katanya sambil meletakkan sepucuk kertas yang sudah di lipat dengan rapi di sebuah meja. Ia meletakkan kertas itu di balik Helmet hitam yang bersebelahan dengan sebuah tas. Ia berkeringat dingin dan merasa jantungnya hampir meloncat dari tempatnya.
“Tuhan tolong”
Ia segara berlari menuju pintu kelas, berharap orang yang di tiju melihat itu. Melihat surat yang baru pertama kali ia berikan. Ia terlalu gugup untuk mengatakannya, ia tau sangat sulit mengatakan tiga kata itu tapi apa daya, jika ia pendam terlalu lama maka akan membuatnya tersiksa.
“Rarin? Lo kenapa?”
Rika tersentak membuat pria jakun berkulit coklat itu menaikkan alis kirinya. Rika mengelus dadanya dan bibirnya komat-kamit tidak jelas.
“Enggak kok”
“Lo mencurigakan tau gak?”
“Dih lu Ram gua kenapa?”
“Lo kek orang abis nyolong”
“Sorry bro gua gak kek gitu”
Pria bernama Rahmadi itu hanya tersenyum miring dan melangkah masuk ke kelas di ikuti Rika. Rama yang akrab di panggil namanya itu duduk di bangkunya dan meminum air yang ia bawa dari kantin sedangkan Rika duduk di bangkunya yang tidak jauh dari tempat Rama.
“Lo kenapa gak olara Ka?”
“Gua gak bawa bajunya”
“Mampus lo, abis ini di absen”
“Diem lo! Jangan buat gua makin panik aja”
“Eh orang cuman ngingetin aja”
Baru Rika mau membalas Rama tiba-tiba matanya menangkap sosok seseorang yang membuat ia tertegun, Rama yang melihat kejadian itu menyipitkan mata. Pria yang datang bersama beberapa pria lain itu sedang asik mengobrol dengan yang lainnya.
“Rama lo di cari Pak Joko ngambil nilai lari”
Sapa seorang pria berkulit putih yang sempat melirik Rika sekilas tanpa gadis itu ketahui.
“Lah gua udah lari!”
Jawab Rama sambil berdiri dan duduk di atas meja.
“Melarikan diri iya”
Mereka berdua pun tertawa, tidak dengan Rika yang seperti berpura-pura tidak mendengarnya dan asik dengan ponselnya.
“Yusuf! coba lo liat tas lo? Gua curiga ada barang yang ilang , soalnya nih Rika mencurakan”
Gadis itu sontak menoleh dan memandang Rama dengan tatapan membunuh. Pria bernama Yusuf itu hanya terdiam, ia melirik Rika yang sama sekali tidak menempatkan pandangannya pada dirinya.
“Anjir lo Ram! Gua di tuduh sembarangan!”
“Hahaha”
Rika lalu memukul Rama berkali-kali hingga pria itu turun dari maja dan berlari, rika yang tidak puas mengejar rama yang tertawa lepas karena membuat wajah gadis itu menjadi merah.

---
Rika baru datang ke sekolah, jam memang menunjukan pukul stengah tujuh pagi. Bukan tidak ada alasan datang sepagi ini, ia mempunya jadwal piket bersih-bersih di kelas. Gadis itu santai berjalan menelusuri beberapa kelas yang di tempati baru beberapa siswa yang hadir.
“Hahaha lo punya penggemar Suf”
Langkah Rika terhenti, jantungnya berdebar tidak karuan. Ia tau itu suara siapa, Joni sahabat Yusuf yang ia taksir sejak kelas satu SMA. Rika merasa tubuhnya melamas, ia ingin berlari pergi dari kelas itu dan mengunci dirinya di kamar mandi tapi. Kini Rika mendapat tatapan datar dari Yusuf yang tidak sengaja berpapasan dengannya.
“Pagi Rika! Mau piket ya”
Sapa Joni yang berhenti sejenak menatap Rika dengan wajah biasa ceria. Tapi mata Rika menatap Yusuf yang melewatinya tanpa mengeluarkan ekpresi apa-pun.
“I-iya”
“Mana Rahmadi? Katanya ia piket hari ini?”
“Gua gak liat ia Jon, oh ya gua pergi bentar ya”
“Ok”
Setelah meletakkan tasnya di meja ia segera menuju ke suatu tempat. Ia memasuki ruangan yang jauh dari keramaian di sekolah mereka. Rika menangis, ia menangis. Ia mendekap mulutnya agar tidak ada yang mendengar tangisannya.
“Lo pasti benci itu kan Suf”
Lirih Rika dalam tangisannya, sungguh ini yang di takuti Rika. Tapi apa daya, ia akan semakin tersiksa jika harus memendamnya terlalu lama. Ia tidak mau berimajinasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

---

“Lo nangis Ka?”
Rika membulatkan matanya takut, ia takut pertanyaan Rahmadi ini membuat menjadi perhatian orang-orang. Rika pun menggeleng pelan, tapi seolah tak puas dengan jawaban Rika, Rama berdiri dari kursinya dan duduk di samping Rika.
“Lo yakin?”
“Iya Rama, gua baik-baik aja”
“Tapi gua gak lihat lo fine”
“Plis jangan maksa gua”
“Siapa yang maksa elo”
“Ram gua lagi kepingin sendirian!”
Rama terdiam, ia pun membiarkan Rika keluar kelas. Tanpa sadar Yusuf yang melihat kejadian itu menatap Rama yang menampakan wajah sedih.

---

Entah apa yang di pikirkan Rika, ia membuat pesan ke Yusuf dan mengirimnya. Pria di luar sana menanggapi sms Rika seperti biasa, lama dan singkat. Tapi yang membuat Rika lemas adalah jawaban dari pertanyaannya ke pria berwajah tampan itu.


Gua boleh ngomong sesuatu gak?
-Rika

Apa?
-Yusuf

Gua suka sama lo
-Rika

/
-Yusuf


Gua tau lo pasti marah sama gua gara-gara surat itukan?
-Rika

Ngarep
-Yusuf


---


Semenjak kejadian itu Rika selama sebulan murung, Rama yang tau sebenarnya terjadi mulai menjauh karena ia merasa perasaan yang ia pendam ini sudah mendapat jawaban secara tidak langsung oleh Rika. Dan hingga kelulusan, Yusuf dan Rika tidak pernah bicara.
Bahkan Rika tidak tau yang memberikan bunga mawar yang berada di loker itu Yusuf, karena Rika tidak pernah membuka loker semenjak ia mendapatkan jawaban itu pria itu dan mengajukan perpindahan loker yang dulunya sangat dekat dengan loker Yusuf.


Isi surat di samping bunga mawar :

Maaf gua gak bermaksud buat lo sesedih itu
gua juga bingung mau ngomong apa
semenjak surat lo yang cuman tiga kata itu
gua jadi orang ling-ling
maaf
gua juga
I Love You


---


Tamat


(JIKA ADA NAMA DAN KISAH YANG MIRIP MOHON MAAF, DAN INI 100% KARANGAN SAYA TANPA PENGOPASAN SEDIKIT PUN)


Hai! Saya RoseHill nama asli RiskaNormalita :) ini Cerpen pertama saya yang di publis. Kalau gaje banget saya minta maaf, :( yaa itung-itung kambek buat cerpen setelah lama gak buat nya.
Okk silakan komentar dan beri saya kritik dan saran :D terimakasih.